Minggu, 22 Mei 2016

GAMBARAN POTENSI DAN PERMASALAHAN


1. Sumber Daya Manusia

Potensi
  • Kota Palangka Raya sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Tengah mempunyai kesempatan untuk terus memacu diri sebagai kota terkemuka dalam hal pendidikan untuk Kalimantan Tengah karena merupakan kota dengan skore Indek Pembangunan Manusia (IPM) tertinggi yang berada pada level 7 tingkat nasional pada tahun 2007. 
  • Dengan adanya tingkat IPM demikian maka Kota Palangka Raya menyimpan tingkat mutu modal manusia yang cukup tinggi dan sangat potensial untuk dikembangkan.
  • Angka Harapan Hidup penduduk Kota Palangka Raya pada tahun 2005 – 2007 dianggap cukup tinggi, yakni mencapai 72,9 -73,07 tahun.
Permasalahan
  • Pada tahun 2005, jumlah keluarga miskin di Kota Palangka Raya adalah 15.106 keluarga atau 33,27 % dan pada tahun 2008 jumlah keluarga miskin tercatat sebanyak 14.659 keluarga atau 30,20 % dari keluarga di Kota Palangka Raya. Penanggulangan kemiskinan akan tetap menjadi permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Kota Palangka Raya dalam jangka panjang.
  • Sebagian besar tenaga kerja berusaha di lapangan usaha jasa, sedangkan di sektor industri masih di bawah 10%.
  • Semakin berkurangnya jumlah mahasiswa yang studi di Palangka Raya, sebagai konsekuensi keterbatasan pilihan pendidikan yang ada di Palangka Raya dan juga kompetisi untuk mendapat calon mahasiswa berkualitas.
2. Kesehatan

Potensi
  • Program Indonesia sehat akan memotivasi jajaran kesehatan untuk lebih memacu diri melayani dan menjangkau lebih jauh semua masyarakat dalam lingkup Kota Palangka Raya seiring dengan semakin mudahnya akses kedaerah pedesaan.
  • Masyarakat Kota Palangka Raya relatif mempunyai latar belakang pendidikan yang memadai sehingga lebih mudah untuk diajak menjalankan pola hidup bersih dan sehat.
Permasalahan
  • Jangkauan pelayanan kesehatan yang relatif masih terbatas terutama pada daerah perdesaan/luar pusat Kota Palangka Raya. 
  • Kendala sosial ekonomi masih menjadi permasalahan bagi sebagian penduduk terutama diperdesaan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang lebih baik.
  • Rasio tenaga kesehatan yang masih relatif kurang dibandingkan dengan jumlah penduduk dan luasnya wilayah yang memerlukan pelayanan kesehatan.
3. Pariwisata

Potensi
  • Potensi wisata di kota Palangkate Raya yang paling besar adalah wisata alam, khususnya dengan keberadaan orang utan di pusat reintroduksi orang utan di Nyaru Menteng (dan sekitarnya) serta sering dipadukan dengan wisata susur sungai di sepanjang sungai Kahayan dan Rungan untuk melihat sisa sisa hutan tropis dan budaya lokal masyarkat dayak yang eksotis. Potensi yang lain adalah wisata rohani dengan keberadaan Yayasan Subud di kelurahan Sei Gohong dan Bukit Carmel di Kelurahan Banturung.
  • Disamping itu juga dapat dikembangkan wisata sejarah karena Kota Palangka Raya adalah kota yang desainnya disusun oleh Presiden Soekarno, termasuk beberapa bangunan yang sekarang masih tersisa. Hal ini tentu menuntut pelestarian bangunan yang ada dan perwujudan wajah kota yang terencana dan tertata.
  • Obyek – obyek wisata berbasis pada alam yang ada di Kota Palangka Raya adalah :Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling, Danau Hantu, Arboretum Nyaru Menteng dan Pusat Reintroduksi Orang Utan, Danau Tahai, Taman Gaul, Taman Wisata Kum Kum, Rumah Makan Kampung Lauk, Taman Wisata Sabaru, Yos Sudarso Kuliner dan lain-lain.
  • Telah dibentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang berperan sebagai mediator antara penduduk setempat dengan Pemerintah Daerah dalam rangka penetapan langkah-langkah pengembangan potensi wisata.
Permasalahan
  • Sinergi antara pelaku pariwisata masih rendah dan kurangnya fasilitas pendukung di lokasi wisata.
  • Belum ada tapal batas yang jelas dalam hal pembagian lahan untuk kepentingan obyek wisata, pertanian dan hunian sehingga menyebabkan adanya konflik hak guna lahan
  • Adanya pemukiman penduduk di tepi-tepi danau dan sungai yang mengurangi nilai keindahan dan kealamian alam.
  • Belum ada pendokumentasian keragaman kekayaan budaya lokal dalam bentuk visualisasi legenda atau cerita rakyat maupun situs-situs kebudayaan.
4. Sarana dan Prasarana

Potensi
  • Sebagai pusat pemerintahan dan akan mengarah menjadi pusat kegiatan perdagangan di Kalimantan Tengah (Kalteng) seiring dengan berhasilnya pembangunan jaringan jalan ke semua Kabupaten, Kota Palangka Raya mempunyai kebutuhan infrastruktur di bidang perdagangan dan jasa karena Kota Palangkaraya merupakan pusat aktifitas sosial ekonomi masyarakat di propinsi Kalteng. 
  • Dengan tersedianya lahan di wilayah Kota Palangka Raya maka peluang untuk pengembangan bangunan yang menyebar diseluruh kota menjadi sangat terbuka dan ini menimbulkan kebutuhan untuk pengembangan jaringan koneksitas untuk seluruh kota. 
  • Banyaknya pengguna kendaraan sepeda motor sebagai alat transportasi dengan proporsi yang sangat tinggi, maka penyediaan sarana transportasi massal yang nyaman menjadi kebutuhan masyarakat yang mendesak untuk direalisasikan.
Permasalahan
  • Luas wilayah Kota Palangka Raya relatif kecil jika dibandingkan dengan luas wilayah Kabupaten yang ada di Kalimantan Tengah. Namun hingga saat ini, akses perhubungan darat masih belum mampu menjangkau semua ibukota kecamatan, seperti ibukota Kecamatan Rakumpit, Mungku Baru, yang terletak di Sungai Rungan.
  • Terminal regional dan terminal mini/perintis belum dimanfaatkan secara optimal karena lemahnya pengawasan terhadap terminal-terminal liar yang bermunculan secara berkelompok pada tempat-tempat umum tertentu yang strategis. Sangat perlu untuk dilakukan penertiban secara terpadu oleh instansi terkait demi keselamatan dan kenyamanan penumpang.
  • Sebagian dermaga yang telah dibangun tidak dapat diakses langsung oleh kendaraan darat, khususnya roda empat sehingga mempersulit angkutan barang dan penumpang. Disamping itu, sebagian besar dermaga belum memiliki sarana dan fasilitas yang memadai guna menunjang kelancaran arus transportasi dan kenyamanan publik. 
  • Sering terjadinya kebakaran lahan dan hutan yang menghambat bahkan melumpuhkan aktivitas transportasi udara.  
  • Pemeliharaan prasarana drainase kota yang telah dibangun sangat minim, terutama untuk saluran drainase sekunder, tersier, dan gorong-gorong sehingga kurang dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Akibatnya, apabila terjadi hujan lebat, beberapa ruas jalan kota dan daerah tertentu mengalami banjir dan atau genangan temporer.
  • Beberapa wilayah kecamatan, terutama ibukota kecamatan masih belum memperoleh fasilitas telepon (ibukota Kecamatan Bukit Batu dan Rangkupit).
  • Jangkauan jaringan listrik masih terbatas dan belum menjangkau hingga ke pedesaan. Terdapat sekitar 9.701 rumah tangga yang belum dapat dilayani atau tidak terjangkau oleh pelayanan PLN Unit Bisnis Palangka Raya. 
  • Sulitnya relokasi penataan kawasan kumuh terutama di kawasan bantaran sungai.
  • Kurang layaknya sarana transportasi massal sehingga menyebabkan tingginya penggunaan mobil dan sepeda motor, hal ini menimbulkan potensi kemacetan dan polusi udara.
5. Perekonomian, Sumber Daya Alam, dan Investasi

Potensi
  • Kota Palangka Raya sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Tengah memiliki posisi strategis bagi pembangunan daerah, termasuk pembangunan di bidang ekonomi. Dalam hubungan ini Kota Palangka Raya dapat menjadi pemacu pertumbuhan perekonomian Kabupaten Gunung Mas dan Kabupaten Katingan. Dengan memperhatikan trend laju pertumbuhan PDRB dalam periode 1993 – 2006 dengan asumsi-asumsi tertentu, maka laju pertumbuhan ekonomi Kota Palangka Raya dalam periode 2008-2028 RPJP diproyeksikan sekitar 5,5 % – 7,5 %.
  • Iklim investasi masih dapat ditingkat, karena memiliki beberapa potensi sumberdaya alam, seperti danau, rawa, lahan dan potensi pertambangan.
  • Sumber daya tambang masih cukup besar namun untuk dapat mengeksploi-tasinya diperlukan investasi yang cukup besar.
Permasalahan
  • Laju pertumbuhan ekonomi (adhk tahun 2000) tahun 2003 sebesar 3,17% dan tahun 2004 mencapai 5,33%. Pada tahun 2007 laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan sebesar 5,69 %. Penurunan sumbangan lapangan usaha pertanian dalam PDRB belum dapat diimbangi oleh kenaikan sumbangan lapangan usaha industri pengolahan. Hal ini didukung pula oleh data bahwa jumlah unit usaha industri kecil yang beroperasi di Kota Palangka Raya semakin menurun/berkurang.
  • Produksi ikan yang berasal dari sungai, danau dan rawa semakin menurun. Penurunan ini tidak mampu diimbangi oleh kenaikan produksi dari usaha budidaya perikanan.
  • Unit-unit usaha masih sebagian besar adalah dalam skala kicil dan mikro sehingga masih menghadapi kendala-kendala teknis.
  •  Dengan masih berlangsungnya penambangan emas rakyat di DAS Kahayan, kualitas air menjadi tercemar dan pencemaran ini akan mempengaruhi aktivitas perekonomian Kota Palangka Raya.
6. Pemerintahan Kota

Potensi
  • Dengan ditetapkannya Kota Palangka Raya sebagai salah-satu Kabupaten/ Kota penerapan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), diharapkan kinerja aparatur pemerintah daerah dalam perumusan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan semakin meningkat.
  • PAD dapat ditingkatkan selain karena adanya indikasi pemulihan ekonomi (hubungan PAD dengan PDRB yang elastis), juga melalui intensifikasi dan ekstensifikasi.
  • Telah tersedia web-site Kota Palangka Raya untuk dapat menampung dan memperluas serta mempercepat arus informasi.
Permasalahan
  • Pelayanan yang dilakukan oleh aparatur Pemerintah Kota masih belum optimal. Belum semua instansi pemerintah memiliki dan menerapkan standar pelayanan minimal dan SOP (standard operating procedure).
  • Penataan kelembagaan pemerintah Kota Palangka Raya belum secara optimal menjalankan kewenangan, urusan dan fungsi yang diamanatkan Undang-undang.
7. Geomorfologi dan Lingkungan Hidup

Potensi
  • Kota Palangka Raya adalah sebuah Kota yang unik karena mempunyai wilayah yang tidak hanya terdiri dari kawasan perkampungan seperti umumnya wilayah kota, tetapi juga mempunyai kawasan hutan dan desa yang berada disepanjang sungai Rungan, Kahayan dan Sabangau, sehingga memberi opsi yang luas dalam pengembangan dan pelestarian lingkungan hidup. 
  • Tanah yang relatif landai dengan dikelilingi oleh sungai dan hutan yang masih luas sehingga fungsi ekologis lingkungan alami masih mampu untuk memberikan keseimbangan bagi lingkungan hidup di Kota Palangka Raya
  • Kota Palangka Raya adalah sebuah kota yang berkembang dan direncanakan pembangunannya setelah Indonesia merdeka sehingga tidak terbentur dengan perkampungan yang telah ada sebelumnya sehingga Rencana Tata Ruang Kota dan Rencana Detail Tata Ruang Kota dapat diandalkan untuk mengatur bagaimana rona lingkungan hidup di Kota Palangka Raya, khususnya di Pusat Kota.
Permasalahan
  • Akibat budaya sungai dimana semenjak dahulu kala masyarakat Kalimantan Tengah bermukim disepanjang bantaran sungai, maka permukiman penduduk banyak yang berada pada pinggir sungai padahal kawasan tersebut adalah kawasan rawan banjir dan cenderung untuk berkembang menjadi kawasan kumuh.
  • Sebagai akibat pertumbuhan penduduk yang cukup pesat, sarana dan prasarana sanitasi lingkungan masih kurang, jangkauan pelayanan air bersih yang masih terbatas dan saluran drainase yang kurang berfungsi optimal sebagai akibat kurangnya kesadaran akan pengelolaan sampah dan air limbah rumah tangga.
  • Pengembangan dan penyediaan kawasan hijau terbuka dirasakan kurang memadai, sementara itu diluar pusat kota, konversi lahan berhutan untuk penggunaan lainnya terus berlangsung atau dibiarkan menjadi lahan tidur akan beresiko menjadi kawasan rentan terbakar pada musim kemarau.

Sumber : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2008 – 2028

Tidak ada komentar:

Posting Komentar